Timbangan Digital
Sebelum
membahas lebih jauh mengenai timbangan digital, Jika teman-teman
mempunyai kebutuhan akan alat ukur massa ini berikut kalibrasi atau pun
tera silakan hubungi kami di link ini.
Timbangan digital atau elektronik
merupakan alat ukur yang sangat luas penggunaanya, bahkan hampir di
semua industri saat ini menggunakan alat ini sebagai pengukur massa.
Pabrikan2 dari timbanganpun saat ini sudah banyak yang mengeluarkan
berbagai tipe timbangan yang bisa dibilang sangat canggih dalam
aplikasinya.
Berikut ini adalah berbagai macam tipe timbangan yang sudah lazim kita temui dipasaran :
1. Timbangan analitik
Timbangan yang dilengkapi dengan chamber
yang berfungsi sebagai pelindung pengaruh dari luar (misalnya : angin)
sehingga dapat mengahasilkan penimbangan dengan akurasi
yang tinggi. Readability timbangan ini biasanya dimulai dari 0.1 mg.
Dapat dikategorikan timbangan analitik jika resolusi (perbandingan
antara kapasitas dengan readability) tidak lebih dari 200 ppm.
Timbangan digital jenis ini ada juga
yang mempunyai readability 1 atau 0.1 mikron (6 angka / 7 angka)
dibelakang koma atau yang kita kenal sebagai timbangan mikro. Tingkat
akurasi timbangan yang begitu tinggi ini memaksa kita untuk benar-benar
memikirkan penginstalan serta penggunaannya secara benar.
Misalnya : Dalam penginstalan
microballance, kita harus benar-benar memperhatikan mengenai pengaruh
aliran udara misalnya aliran udara dari pintu, dari AC dll serta sumber
getar apakah timbangan tersebut diletakkan di tempat yang dekat dengan
sumber getaran. Bahkan pengaruh dari gaya bouyancy udara pun (misalnya :
timbangan diletakkan di lantai gedung yang bertingkat) juga akan
mempengaruhi kinerja dari timbangan digital jenis ini. Penerapan dari
“good weighing practice” sangatlah diperlukan terutama untuk timbangan
ini.
2. Top Pan Ballance
Timbangan yang biasanya mempunyai
readability 0.001 gr s/d 0.01 gr dengan kapasitas s/d 15 kg atau 30 kg.
Timbangan ini merupakan timbangan yang paling sering kita temui di dunia
industri. Dengan readability ang lebih besar dibanding dengan timbangan
digital jenis analitik ataupun mikro sehingga dalam penanganannyapun
cenderung lebih mudah dibandingkan dengan timbangan no. 1 yang sudah
saya uraikan diatas.
3. Bench Scale
Timbangan yang mempunyai kapasitas
antara 30 kg s/d 500 kg. Timbangan ini merupakan timbangan kasar dimana
readabilitynya antara 0.1 gr atau 1 gr. Kalibrasi terhadap timbangan
digital ini juga cukup menggunakan anak timbang
tipe / kelas M1 atau M2 yang tentu berbeda dengan timbangan analitik
dimana memerlukan anak timbangan kelas F1 atau terkadang malah E2.
4. Moisture Ballance
Alat ini sebenarnya penggabungan dari
timbangan digital dengan sistem pemanas. Analisa “lost of drying” atau
kadar air (meskipun sebenarnya kurang tepat jika disebut kadar air) yang
biasanya dilakukan dengan metode oven bisa kita transisikan dengan
moisture ballance ini tentunya setelah melalui fase validasi metode
analisa.
Analisa kadar air (lost of drying) yang
membutuhkan waktu yang lama (sekitar 2 – 3 jam) dan memerlukan beberapan
perlakuan yang kurang efisien, jika dilakukan dengan alat hanya
memerlukan waktu 5 – 10 menit tergantung sistem pemanas yang digunakan
dalam moisture ballance tersebut. Karena lamanya analisa juga
dipengaruhin sistem pemanasan alat ini. Misalnya sistem pemanas halogen
tentu berbeda dengan sistem pemanasan infra merah.
Setelah mengetahi bermacam macam garis
besar dari timbangan digital ini, berikutnya adalah bagaimana cara
kalibrasi timbangan tersebut diatas.
Sebelum melakukan kalibrasi
timbangan digital, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pemilihan
anak timbangan. Kesalahan dalam pemilihan anak timbangan akan berdampak
pada nilai ketidakpastian dari hasil kalibrasi timbangan.
Rumus umum yang harus diperhatikan dalam pemilihan standar anak timbangan dalah :
“MPE dari anak timbangan lebih kecil dari 1/3 x 10 x resolusi timbangan”
MPE ini dapat dilihat dari tabel OIML yang banyak tersedia di internet.
Jika pemilihan standar anak timbangan sudah tepat maka kita bisa melanjutkan ke kegiatan kalibrasi timbangan digital ini
Berikut ini adalah tahapannya :
1. Sebelum melakukan kalibrasi, hal yang
perlu dan sangat penting dilakukan yaitu pengecekan kondisi lingkungan
seperti kelembapan relatif serta suhu. Kedua parameter tersebut jika
terlalu fluktuatif akan mempengaruhi kegiatan dari kalibrasi (misalnya :
perubahan pada kelembapan relatif biasanya mengakibatkan posisi dari
zero terus bergerak dan tidak bisa stabil)
2. Selain kondisi lingkungan, pastikan
juga water level ada diposisi tengah, serta timbangan sudah melalui
proses warming up. Dsarankan untuk TIDAK mencopot stop kontak timbangan
satu hari sebelumnya sehingga proses kalibrasi dapat dilakukan secara
langsung di pagi harinya tanpa menunggu proses warming up lagi.
3. Setelah kedua persyaratan tersebut
diatas terpenuhi tahap pertama dari kalibrasi timbangan digital adalah
dengan pengambilan data repeatibility / daya ulang pembacaan.
Pengambilan data ini dilakukan dengan cara pengulangan pembacaan paa
setengah kapasitas maksimum dan pada kapasitas maksimum.
Bagaimana caranya..?
Biarkan timbangan dalam posisi zero
catat sebagai Z1, kemudian taruh timbangan dengan massa setengah
kapasitas maksimum dan catata sebagai M1, Ambil anak timbangan tersebut
catat sebagai Z2 kemudian letakkan anak timbangan itu lagi dan catat
sebagai M2 demikian seterusnya sampai diperoleh data sampai Z10 dan M10.
4. Setelah uji daya ulang pembacaan sudah selesai maka tahap selanjutanya adalah uji penentuan koreksi pembacaan.
Tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Biarkan timbangan dalam kondisi tanpa
beban catat sebagai Z0, kemudian letakkan 10% dari massa maksimal
timbangan dan catat sebagai M1, angkat massa tersebut kemudian letakkan
lagi dan catat sebagai M2, kemudian angkat Massa tersebut sehingga
timbangan berada dalam kondisi tanpa beban dan catat sebagai Z1.
5. Uji Hysteresis
Tahap ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Catat zero timbangan sebagai Z1 kemudian
letakkan massa setengah kapasitas timbangan catat sebgai M1 dan
tambahkan massa ekstra sampai mendekati kapasitas maksimal, kemudian
angkat massa ekstra tadi dan catat display sebagai M2. Angkat massa M2
tersebut dan baca zero sebagai Z2. Ulangi langkah tersebut sebanyak 3
kali.
6. Uji Effect of Center Loading
Tahap ini dilakukan dengan cara
pembebanan sudut untuk posisi tengah, depan, kiri, belakan dan kanan
dari pan timbangan dengan beban sepertiga atau setengah dari kapasitas
maksimum dari timbangan.
Agar tulisan ini tidak terlalu panjang
maka untuk data perhitungan dari bagaimanan menentukan ketidakpastian
dan Limit of Performance (LOP) dari kalibrasi timbangan digital ini akan
dibahas selanjutnya.